CUAN DARI BANTARGEBANG | PERADABAN
Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, sudah mencapai ketinggian 50 hingga 60 meter. Ketinggian ini sudah setara dengan bangunan setinggi 16 lantai. Hal ini tidak lepas dari volume sampah sekitar 6500 – 7500 ton per hari yang masuk per harinya.
Kondisi ini kemudian berpengaruh pada kehidupan masyarakat, mulai dari kondisi kesehatan hingga lingkungan hidup di sekitar TPST Bantargebang. Puskesmas Kelurahan CIketing Udik bahkan menyebut tak kurang dari 123 balita juga menderita penyakit ISPA.
Berangkat dari kondisi ini, Khairul Anam dan Darman, dua orang anak muda yang tumbuh besar di wilayah TPST Bantargebang mencoba menggagas 1985 Recycling. Komunitas ini memiliki misi untuk membangun kesadaran akan pentingnya mengurangi dampak dari pertambahan volume sampah bagi lingkungan sekitar.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan sampah berbahan kain denim atau jins untuk diolah kembali menjadi tas, rompi, atau jaket. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah, karena sampah sisa pakaian jarang dimanfaatkan ulang. Selain itu upaya ini juga membuat para pemulung di TPST Bantargebang untuk mendapatkan penghasilan tambahan.